Langsung ke konten utama

Review Black Panther: Wakanda Forever, Kisah Epik Berbalut Duka dan Awal Baru

 


Black Panther: Wakanda Forever telah tayang di bioskop Indonesia. Ini merupakan film sekuel dari Black Panther (2018) yang diproduksi oleh Marvel Studios dan didistribusikan oleh Walt Disney Studios Motion Pictures.
Film Black Panther: Wakanda Forever disutradarai oleh Ryan Coogler yang juga menulis naskahnya bersama Joe Robert Cole. Film ini unik karena dibuat dan dirilis setelah Chadwick Boseman, pemeran T'Challa/Black Panther, meninggal dunia pada 2020.
Tentu menjadi pekerjaan yang sulit bagi Ryan Coogler untuk mengembangkan sebuah sekuel tanpa pemeran utama. Pastinya juga tidak mudah bagi para pemeran untuk bisa tampil prima tanpa aktor yang memerankan tokoh sentral di film.

Berikut adalah sinopsis singkat dan ulasan film Black Panther: Wakanda Forever. Satu hal yang pasti, film sekuel ini luar biasa keren dan tak kalah bagus dari film pertamanya.
Sesuai dengan kenyataannya, film mengambil latar dari T'Challa (Chadwick Boseman) yang digambarkan meninggal dunia. Wakanda pun harus menanggung duka mendalam karena kehilangan sang raja.
Di sisi lain, muncul satu bangsa asing bernama Talokan dari dasar laut dengan rajanya, Namor (Tenoch Huerta). Namor adalah seorang mutan, sangat kuat, mampu terbang, serta hidup di laut dan daratan.
Sebuah kejadian membuat Wakanda dan Talokan terlibat konflik. Shuri (Letitia Wright) yang telah kehilangan sang kakak, T'Challa, harus mendewasakan diri demi Wakanda.

Shuri pun bertemu teman baru bernama Riri Williams (Dominique Thorne) yang sangat cerdas. Ia pun membuat sebuah mesin tempur apik dan dikenal sebagai Ironheart.

Black Panther: Wakanda Forever menjadi sebuah sekuel yang tidak biasa. Sebab, sangat jarang, bahkan tidak pernah, ada film superhero yang dibuat tanpa tokoh utamanya.
Film ini pun bisa dengan baik memberi penghormatan pada sosok Chadwick Boseman yang telah berpulang. Penghormatan untuk Boseman pun terasa penuh duka dan menyesakkan, terlebih untuk para penggemar sejati.
Perseteruan Wakanda dan Talokan menjadi sesuatu yang epik di film ini. Dua negara ini punya keunikan masing-masing dan tentunya terlihat sangat seru ketika bertemu dan bertarung.


Di sisi lain, film Black Panther: Wakanda Forever juga menampilkan permulaan baru yang pastinya akan sangat berdampak pada MCU di masa depan. Dari film ini, para penggemar bisa menebak-nebak, bahkan memunculkan berbagai teori, soal pengembangan MCU di tahun-tahun yang akan datang.
Sebab, Black Panther: Wakanda Forever menyampaikan berbagai poin krusial yang seolah menjadi foreshadow untuk kelanjutan jagat MCU. Karena itu, ini adalah film yang tidak boleh dilewatkan jika kamu adalah seorang penggemar sejati.
Akting para artis yang terlibat di film ini juga luar biasa bagus. CGI dan berbagai koreografi laga pun digarap dengan sangat indah dan apik.
Black Panther: Wakanda Forever bisa dikatakan sukses mematahkan kutukan film kedua yang dibilang tidak akan pernah bisa jadi lebih bagus dari film pertama.
Terakhir, seperti biasa, jangan tinggalkan studio saat film usai. Sebab, akan ada post-credit yang membuat hati kalian terenyuh.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Review Film Sri Asih (2022)

  Jagat Sinema Bumilangit resmi dibuka lewat perilisan  Gundala  (2019). Di film tersebut, kamu bisa melihat penampilan singkatnya Sri Asih, yang menjadi petunjuk tentang film solo untuk superhero tersebut. Akhirnya tiga tahun setelah perilisan  Gundala , Screenplay Bumilangit merilis  Sri Asih , film kedua di Jagat Sinema Bumilangit. Sri Asih  digarap oleh Upi, sosok yang juga menyutradarai seri film  My Stupid Boss  dan  Serigala Terakhir  (2009). Sutradara  Gundala , yaitu Joko Anwar, juga berpartisipasi sebagai produser dan penulis naskah  Sri Asih . Film ini dibintangi oleh Pevita Pearce (sebagai Alana atau Sri Asih), Christine Hakim, Jefri Nichol, Reza Rahadian, dan banyak aktor Indonesia ternama lainnya. Sri Asih  merupakan film  origin story  yang memperlihatkan perjalanan Alana dalam menemukan panggilannya sebagai titisan Dewi Asih. Sejak kecil, Alana selalu dipengaruhi amarah yang terkadang sulit dia kendalikan. Hingga pada suatu hari, Alana terlibat masalah dengan salah satu

Mencuri Raden Saleh Review: Film Heist Semi-Original Bernuansa Lokal

Sinopsis film  Mencuri Raden Saleh  berkisah tentang sekelompok pemuda yang mendapat tawaran untuk mencuri lukisan Penangkapan Pangeran Diponegoro karya Raden Saleh. Mereka pun akan mendapatkan bayaran yang besar jika berhasil melakukan hal tersebut. Namun, upaya mereka dalam mencuri lukisan bersejarah itu tak mudah karena penuh lika-liku serta pengkhianatan. Mencuri Raden Saleh  berhasil menjadi terobosan baru bagi dunia perfilman Indonesia. Pasalnya, film ini hadir dengan genre  heist -nya di tengah industri sinema Tanah Air yang lebih didominasi oleh genre horor dan juga drama. Film ini juga hadir dengan kualitas produksi yang cukup mewah sehingga terkesan menjadi standar tertinggi bagi film bergenre  heist  yang ada dalam Indonesia. Secara kualitas, harus KINCIR akui bahwa  Mencuri Raden Saleh  memiliki kualitas yang tak kalah bagus ketimbang film  heist  produksi Hollywood. Soalnya, film ini hadir dengan alur cerita pencurian yang dibangun secara cerdas dan mampu membuat penonton

Review Film KKN di Desa Penari, di Dunia Gaib pun Nasib Perempuan Terancam

  Diangkat dari sebuah utas misteri dari akun SimpleMan,  KKN di Desa Penari  memiliki tantangan sendiri untuk memuaskan ekspektasi pembaca  thread  di Twitter tersebut. Film ini berhasil menarik perhatian jutaan penonton Indonesia dengan berbagai pendapat yang disebarkan lewat media sosial. Film horor ini mengisahkan enam mahasiswa yang sedang melakukan kuliah kerja nyata (KKN) di desa terpencil yang misterius. Mereka adalah Nur (Tissa Biani), Bima (Achmad Megantara), Anton (Calvin Jeremy), Widya (Adinda Thomas), Ayu (Aghniny Haque), dan Wahyu (Fajar Nugraha). Ketika tiba dan tinggal sementara di desa tersebut, satu per satu dari mereka mendapatkan gangguan dari makhluk halus yang menguasai tempat tersebut. Sayangnya, Bima dan Ayu terjerat dalam rayuan jin penari bernama Badarawuhi (Aulia Sarah) yang memanfaatkan hawa nafsu keduanya. Nyawa para mahasiswa tersebut terancam oleh serangkaian aksi berbahaya Bima dan Ayu yang bersekutu dengan Badarawuhi, sang penari. Film  KKN di Desa Pena