Langsung ke konten utama

Mencuri Raden Saleh Review: Film Heist Semi-Original Bernuansa Lokal


Sinopsis film Mencuri Raden Saleh berkisah tentang sekelompok pemuda yang mendapat tawaran untuk mencuri lukisan Penangkapan Pangeran Diponegoro karya Raden Saleh. Mereka pun akan mendapatkan bayaran yang besar jika berhasil melakukan hal tersebut. Namun, upaya mereka dalam mencuri lukisan bersejarah itu tak mudah karena penuh lika-liku serta pengkhianatan.

Mencuri Raden Saleh berhasil menjadi terobosan baru bagi dunia perfilman Indonesia. Pasalnya, film ini hadir dengan genre heist-nya di tengah industri sinema Tanah Air yang lebih didominasi oleh genre horor dan juga drama. Film ini juga hadir dengan kualitas produksi yang cukup mewah sehingga terkesan menjadi standar tertinggi bagi film bergenre heist yang ada dalam Indonesia.

Secara kualitas, harus KINCIR akui bahwa Mencuri Raden Saleh memiliki kualitas yang tak kalah bagus ketimbang film heist produksi Hollywood. Soalnya, film ini hadir dengan alur cerita pencurian yang dibangun secara cerdas dan mampu membuat penonton merasa tegang seperti tontonan bergenre heist pada umumnya.

Hanya saja, beberapa poin cerita dalam film ini ada yang cukup mudah penonton tebak. Hal ini mungkin karena elemen cerita dalam film heist hampir selalu sama sehingga plot twist seperti apapun enggak akan terasa terlalu mengejutkan.


Pada film ini, kita bisa melihat aksi sekelompok pemuda yang terlibat dalam pencurian lukisannya Raden Saleh. Mereka adalah Piko (Iqbaal Ramadhan), Ucup (Angga Yunanda), Fella (Rachel Amanda), Gofar (Umay Shahab), Sarah (Aghniny Haque), dan Tuktuk (Ari Irham). Chemistry mereka sebagai kelompok pencuri terasa sangat solid serta menghibur sehingga bikin penonton ingin bergabung dengan mereka.

Meski begitu, keahlian mereka sebagai individu kurang terasa dalam filmnya. Sebab, dalam promosi filmnya, mereka diperkenalkan sebagai spesialis pada bidang tertentu dalam proses pencurian lukisannya.

Salah satu karakter yang paling tak terasa keahlian adalah Tuktuk yang seharusnya jago mengemudi. Dalam filmnya, keahlian Tuktuk dalam mengemudikan mobil hanya terasa saat ia beraksi dalam balapan liar, bukan ketika proses pencuriannya berlangsung. Sementara itu, karakter yang keahliannya paling terasa dalam filmnya adalah Sarah yang menjadi “tukang pukul” serta Ucup yang menjadi hacker-nya.

Well, hal ini mungkin terjadi karena mereka adalah sekelompok pemula dalam aksi pencurian ini sehingga belum terlalu ahli dalam bidangnya masing-masing. Namun, terlepas dari kurang menonjolnya keahlian mereka, chemistry keenam pemuda ini sebagai sebuah kelompok tetap berhasil mencuri perhatian penontonnya.

Setelah menonton Mencuri Raden Saleh, kamu akan memiliki rasa puas ketika keluar bioskop karena kualitas filmnya yang menyenangkan. Meski begitu, pikiran kamu juga akan terselimuti oleh rasa penasaran. Pasalnya, ada banyak plot hole atau misteri yang belum terungkap dalam filmnya, seperti motif beberapa karakter melakukan hal tertentu.

Hal ini tentunya akan membuat penonton jadi penasaran setelah menyaksikan filmnya. Namun, kemungkinan besar deretan plot hole tersebut akan terjawab pada sekuelnya. Sampai saat ini memang masih belum ada kabar terkait sekuel Mencuri Raden Saleh, tapi karena banyak konflik dalam film pertamanya yang belum selesai kemungkinan memang akan ada lanjutannya.


Dengan ceritanya yang sederhana dan menyenangkan, Mencuri Raden Saleh berhasil menjadi angin segar di tengah industri perfilman Indonesia yang genrenya terkesan itu-itu saja.

Sumber: Review Film Mencuri Raden Saleh (2022)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Review Film Sri Asih (2022)

  Jagat Sinema Bumilangit resmi dibuka lewat perilisan  Gundala  (2019). Di film tersebut, kamu bisa melihat penampilan singkatnya Sri Asih, yang menjadi petunjuk tentang film solo untuk superhero tersebut. Akhirnya tiga tahun setelah perilisan  Gundala , Screenplay Bumilangit merilis  Sri Asih , film kedua di Jagat Sinema Bumilangit. Sri Asih  digarap oleh Upi, sosok yang juga menyutradarai seri film  My Stupid Boss  dan  Serigala Terakhir  (2009). Sutradara  Gundala , yaitu Joko Anwar, juga berpartisipasi sebagai produser dan penulis naskah  Sri Asih . Film ini dibintangi oleh Pevita Pearce (sebagai Alana atau Sri Asih), Christine Hakim, Jefri Nichol, Reza Rahadian, dan banyak aktor Indonesia ternama lainnya. Sri Asih  merupakan film  origin story  yang memperlihatkan perjalanan Alana dalam menemukan panggilannya sebagai titisan Dewi Asih. Sejak kecil, Alana selalu dipengaruhi amarah yang terkadang sulit dia kendalikan. Hingga pada suatu hari, Alana terlibat masalah dengan salah satu

Review Film KKN di Desa Penari, di Dunia Gaib pun Nasib Perempuan Terancam

  Diangkat dari sebuah utas misteri dari akun SimpleMan,  KKN di Desa Penari  memiliki tantangan sendiri untuk memuaskan ekspektasi pembaca  thread  di Twitter tersebut. Film ini berhasil menarik perhatian jutaan penonton Indonesia dengan berbagai pendapat yang disebarkan lewat media sosial. Film horor ini mengisahkan enam mahasiswa yang sedang melakukan kuliah kerja nyata (KKN) di desa terpencil yang misterius. Mereka adalah Nur (Tissa Biani), Bima (Achmad Megantara), Anton (Calvin Jeremy), Widya (Adinda Thomas), Ayu (Aghniny Haque), dan Wahyu (Fajar Nugraha). Ketika tiba dan tinggal sementara di desa tersebut, satu per satu dari mereka mendapatkan gangguan dari makhluk halus yang menguasai tempat tersebut. Sayangnya, Bima dan Ayu terjerat dalam rayuan jin penari bernama Badarawuhi (Aulia Sarah) yang memanfaatkan hawa nafsu keduanya. Nyawa para mahasiswa tersebut terancam oleh serangkaian aksi berbahaya Bima dan Ayu yang bersekutu dengan Badarawuhi, sang penari. Film  KKN di Desa Pena